MEDIACOGOIPA.ONLINE- Bagi saya, menonton film India bukan sekadar mencari hiburan, melainkan seperti mempelajari filsafat kehidupan. Film India seringkali membawa penonton untuk mengenal lingkungan sekitar dan dunia pada umumnya dengan cara yang mendalam.
Salah satu film yang baru-baru ini saya tonton adalah Fateh. Banyak yang menyebut film ini sebagai John Wick-nya India. Namun bagi saya fateh memberikan lebih dari sekadar aksi seru.
Film ini menyuguhkan pengetahuan penting tentang kapitalisme digital dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Di era digital seperti sekarang, manusia ramai-ramai menjadi "buruh" di berbagai perusahaan media raksasa seperti Google, YouTube, Facebook, Twitter, TikTok, dan lain sebagainya. Sadar atau tidak, setiap kali kita menatap layar ponsel, pemegang kekuasaan kapitalisme digital meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Sementara itu, para "buruh media sosial" saling bersaing, bermimpi menjadi kaya melalui konten-konten yang mereka buat. Namun, impian itu seringkali terasa mustahil.
Fateh berhasil membongkar cara kerja kapitalisme digital yang mengontrol dan mengalienasi manusia. Film ini juga menyoroti kolaborasi antara kapitalisme digital dengan aplikasi pinjaman online (Pinjol).
Pinjol membuat ketergantungan, terutama pada masyarakat miskin, dengan cara mencuri hasil jerih payah mereka. Rakyat miskin terjebak dalam lingkaran utang yang sulit dilepaskan, sementara perusahaan Pinjol terus meraup keuntungan.
Fateh, sang protagonis, memahami betul bagaimana kapitalisme digital bekerja. Ia menyadari bahwa data adalah senjata utama dalam sistem ini.
Oleh karena itu, ia memilih untuk mencatat segala hal dalam buku hariannya. Menurutnya, hanya dengan menulis di buku harianlah data pribadinya aman dari incaran kapitalisme digital. Ini adalah bentuk perlawanan sederhana namun bermakna terhadap sistem yang mencoba mengontrol hidup manusia.
Film ini mengajak penonton untuk berpikir: apakah kita akan terus terjebak dalam sistem kapitalisme digital, ataukah kita akan mencari cara untuk melawannya?
Fenomena di Amerika Serikat, di mana banyak anak muda beralih dari smartphone ke telepon jadul, mungkin bisa menjadi inspirasi. Mereka memilih untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi modern dan kembali ke hal-hal yang lebih sederhana. Apakah kita akan mengikuti jejak mereka?
Fateh bukan sekadar film aksi, melainkan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap kapitalisme digital. Film ini mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan teknologi dan bagaimana kita bisa melindungi diri dari eksploitasi sistem yang semakin menguasai hidup kita. (*)
Penulis Ali Akbar Muhammad