Pemerintah Provinsi Malut di Desak Segera Merespon Penumpukan Penumpang Pelabuhan Kota Baru dan Mangga Dua


Penumpukan Penumpang di Pelabuhan Kota Baru

MEDIACOGOIPA.ONLINE – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya minyak tanah, di Kotabaru telah membuat operasional speedboat lumpuh. Situasi ini berdampak signifikan pada aktivitas transportasi laut yang menjadi tulang punggung masyarakat di daerah tersebut. 


Selain berdampak pada ABK (Anak Buah Kapal), ribuan penumpang juga terhambat perjalanan mereka, terutama menjelang Pilkada yang meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk pulang kampung. 



Salah satu ABK speedboat menyampaikan keluhan bahwa kelangkaan minyak tanah membuat mereka tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari. "Minyak tanah sangat sulit didapatkan, sementara harga bahan bakar alternatif seperti petralite dan pertamax sangat mahal. Kami yang bekerja membawa speedboat milik orang lain tidak mampu menutupi biaya operasional dan setoran harian," ungkapnya. 


Ia juga meminta pemerintah provinsi segera mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan ini. "Kami butuh solusi cepat. Jika harus beralih ke bahan bakar lain, pemerintah juga harus mempertimbangkan dampaknya, termasuk kenaikan harga tiket, risiko operasional, dan beban yang harus kami tanggung," tambahnya. 




Danpos Pelabuhan Kotabaru, M. Nur Naipon, menyoroti pentingnya langkah cepat dari pemerintah provinsi. Ia mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) sementara terkait penyesuaian harga tiket sebagai solusi jangka pendek. 


"Pemerintah provinsi harus segera mengambil tindakan konkret. Jika speedboat tidak bisa beroperasi karena kelangkaan minyak tanah, setidaknya pemerintah harus mempertimbangkan kenaikan sementara harga tiket agar para operator dapat tetap menjalankan layanan," ujar M. Nur Naipon. 


Ia menambahkan bahwa situasi ini sudah menyebabkan penumpukan penumpang di beberapa pelabuhan utama, termasuk Pelabuhan Mangga Dua dan Pelabuhan Kotabaru. "Penumpang semakin banyak karena tidak ada transportasi. Jika dibiarkan, ini akan menjadi masalah besar," tegasnya. 



Para penumpang juga menyuarakan keresahan mereka. Seorang penumpang yang hendak pulang ke kampung halaman untuk Pilkada menyampaikan kekecewaannya. "Kami tidak bisa pulang karena speedboat tidak beroperasi. Pemerintah harus turun tangan untuk menyediakan BBM, atau setidaknya mencarikan solusi agar perjalanan kami tidak tertunda," katanya. 




Kelangkaan BBM ini tidak hanya berdampak pada transportasi, tetapi juga pada aktivitas ekonomi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada transportasi laut. 



Pantauan Mediacogoipa di lapangan menunjukkan penumpukan penumpang di Pelabuhan Mangga Dua dan Pelabuhan Kotabaru. Banyak warga terlihat menunggu dengan membawa barang bawaan mereka, berharap ada solusi segera dari pemerintah.
 

Beberapa penumpang mengeluhkan lambannya respons pemerintah dalam menangani masalah ini. "Sudah beberapa hari kami di sini. Tidak ada kejelasan. Kami harap pemerintah provinsi segera bertindak karena situasi ini benar-benar menyulitkan," ujar salah satu penumpang. 


Mendesak DPRD Provinsi dan pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan kelangkaan BBM. Penyediaan pasokan minyak tanah yang memadai menjadi prioritas agar aktivitas transportasi kembali normal. 

Penumpukan Penumpang Mangga Dua


Selain itu, jika memang diperlukan penyesuaian harga tiket, masyarakat meminta pemerintah Provinsi Maluku Utara melakukan respon cepat dan memberikan solusi yang tidak membebani pengguna jasa transportasi. 


Kelangsungan transportasi laut sebagai moda transportasi vital di wilayah ini menjadi tanggung jawab bersama, baik bagi pemerintah maupun pihak terkait lainnya. Tanpa langkah cepat, dampaknya akan terus meluas, tidak hanya pada operasional speedboat tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan sosial masyarakat Kotabaru. (*)

Posting Komentar

0 Komentar