Mediacogoipa.online Halteng – 19 September 2024 Aksi pemboikotan yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIT di Desa Lokulamo, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah di bubarkan aparat kepolisian. Sekitar 100 orang warga yang terlibat dalam aksi tersebut menuntut realisasi 10 poin tuntutan yang hingga saat ini belum dipenuhi oleh PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan Pemerintah Daerah Halmahera Tengah (Pemda Halteng).
Tuntutan utama yang disuarakan warga antara lain:
1. Normalisasi Sungai Kobe oleh PT IWIP dan Pemda Halteng.
2. Perbaikan jalan di Weda Tengah.
3. Pembuatan tanggul untuk wilayah Transkobe dan Lukulamo oleh PT IWIP dan Pemda.
4. Penyelesaian pembayaran lahan untuk proyek normalisasi Sungai Kobe.
5. Penyediaan air bersih bagi warga Lukulamo.
6. Perbaikan fasilitas sekolah di Lukulamo.
7. Pemberian pekerjaan yang layak untuk warga Lukulamo.
8. Pembangunan rumah sakit yang memadai untuk warga Lukulamo.
Aksi yang dimulai secara damai tersebut dibubarkan setelah adanya perintah dari Kapolres Halmahera Tengah untuk membubarkan massa. Massa aksi mengalami kekerasan fisik, termasuk dipukul oleh aparat yang terdiri dari intel dan polisi berseragam. Beberapa ibu-ibu dari Lukulamo yang turut serta dalam aksi dilaporkan juga menjadi korban pemukulan, menambah jumlah warga yang terluka menjadi lebih dari empat orang.
Aksi ini dipicu oleh ketidakpuasan warga setelah rapat terbuka yang digelar pada 17 September 2024 antara masyarakat, pemuda, mahasiswa, Penjabat (Pj) Bupati Halteng, dan perwakilan eksternal PT IWIP. Dalam rapat tersebut, Pj Bupati dan pihak IWIP berjanji akan menggelar pertemuan lanjutan pada 19 September 2024 pukul 10.00 WIT untuk membahas tuntutan warga. Namun, hingga pukul 12.00 WIT, tidak ada respons atau kehadiran dari perwakilan PT IWIP.
Ketidakpastian ini memicu kemarahan warga, yang kemudian memutuskan untuk melakukan aksi pemalangan jalan sebagai bentuk protes atas janji yang tidak ditepati. "Kami sudah menunggu janji mereka, tapi tidak ada yang datang. Ini membuat kami tidak punya pilihan lain selain melakukan aksi pemboikotan," ujar Angga
Warga sangat mengecam tindakan represif aparat dan merasa diabaikan oleh pihak pemerintah dan perusahaan. "Ini bukan hanya soal kami di Lukulamo, ini masalah ketidakadilan yang harus dihadapi banyak komunitas di sekitar sini. Kami meminta solidaritas dari seluruh gerakan rakyat untuk mendukung perjuangan ini," tambah Angga
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari PT IWIP maupun Pemda Halteng terkait insiden tersebut. Warga berencana untuk melanjutkan aksi hingga tuntutan mereka direalisasikan dan berharap ada langkah konkret segera dari pemerintah dan perusahaan untuk mengatasi masalah ini.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.